Tuesday, January 21, 2020

Our Play Ground (2) Bukitlawang

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1qmIp5F7rNd-MtlB1p38aPgLk0fv-EL80

Masih dengan uforia main dan trekking di hutan, mandi di sungai, ketemu dan belajar tentang wildlife’s, kali ini kita (Bapak Ibuk) pengen ajak anak anak ke Bukit Lawang, Bahorok, Sumatera Utara. Kontur Sumatera Utara yang memang dikelilingi jajaran tinggi dan rapih Bukit Barisan, menjadikan Sumatera Utara sebagai satu wilayah penuh destinasi yang bisa kita explore. Nah salah satunya kawasan Bukit Lawang ini, yang juga sudah terkenal sampai ke mancanegara.

Berjarak kurang lebih 100 km dan butuh sekitar 2 sampai 3 jam berkendara dari Medan, kawasan Bukit Lawang punya berbagai macam kegiatan yang bisa di coba oleh pengunjung.

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1GI2y_gyjHpM8LLDRCBOTvDgJwifq2FhZ

Trekking kedalam Taman Nasional Leuser mencari Orang Utan, bermain arung jeram atau tubbing di arus sungai bahorok yang cukup deras atau hanya sekedar bermain air dipinggir sungai sambil berendam kaki didinginnya air gunung sekalian menikmati udara segar pegunungan bisa dicoba nih. Fasilitas seperti penginapan dan restoran juga sudah cukup lengkap dan berfariasi. Nah kalau kita sendiri nih, kali ini kita pilih stay di Ecolodge Bukit Lawang.

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1e4LznafyO-y3rCRTjC2bHHgEKI2JwFHH

Berangkat sekitar jam 11 dari Medan, kita nyampe di Bukit lawang jam Setengah 2 siang. Sama sperti waktu kita jalan ke Tangkahan awal bulan kemaren, sampe di lokasi parkir lagi lagi kita disamperin abang abang masyarakat lokal buat bantuin kita cari spot bagus buat parkir . Cerita punya cerita, si abang abang ini nawarin lagi nih buat nemenin kita keliling/Trekking naik ke atas bukit nyari Orangutan. Akhirnya stelah beres check-in, istrahat shalat makan siang sebentar di ecolodge, kita start jalan lewatin jalan setapak. Berulang kali si abang abangnya ngingetin kalau jalanan kali ini ga bakal mreka paksain harus cepet karna kita bawa anak anak.

Setelah hampir satu jam perjalanan, info dari beberapa pengunjung, Guide dan Ranger yang selisihan jalan sama kita, akhirnya kita ketemu nih sama satu orang utan besar. Kalau abang abang guide kita bilang namanya “Jali”(jantan liar) atau si Jenggot. Oh iya, sekedar info tambahan nih, jadi sekarang itu di Bukit Lawang sudah nggak ada lagi penangkaran orang utan, semua orang utan yang sempet dirawat di penangkaran udah dilepas liarkan lagi ke hutan, makanya buat pengunjung yang mau ktemu orang utan, harus rela rela buat Trekking kayak begini. Tapi ga usah khawatir, udah cukup banyak guide (baik penduduk lokal ataupun guide profesional) yang siap nemenin dan nambahin knowledge kita tentang Bukit Lawang, terutama tentang Orang Utan.

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1C5fNkVgOW89mVmOKFzVt7B0jewuMxDGQ

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1N-93zt4i7brUFC4yPXWHCcNGq6DmfsBN

Ga usah ngebebanin diri buat bawa air minum banyak banyak dari bawah buat bekal trekking ke dalam hutan Bukit Lawang, karna udah tersedia juga nih “Orang Utan Bungalow” buat kita beristirahat sejenak lepas dahaga. Kalau ada yang berniat dan mau nyobain gimana rasanya stay ditengah hutan, ada dua buah room yang bisa dipakai bareng keluarga disini.


Selain Orang Utan, hutan Bukit Lawang yang juga masuk kawasan taman nasional Leuser ini kita bisa ketemu sama berbagai macam hewan liar lainnya sperti monyet, burung merak, tiger dan lain lain. Tapi karena kita jalan bareng anak anak dan kebetulan hari sudah mulai sore, kita pilih untuk trekking dan liat satwanya sampai di monumen perbatasan Taman Nasional Leuser aja. Kita ketemu sama Thomas, salah satu jenis hewan dari keluarga monyet.
https://drive.google.com/uc?export=view&id=1_86YguVYJTHFEVhogXtrPv4ASKdvid9D

Dengan ciri khas rambut mohawk dan warna bulunya yang ke abu abuan, hewan ini pertama kali di temukan oleh Pak Thomas, seorang peneliti dari Eropa, makanya namanya disemarkan sebagai nama si Monyet Thomas ini. Oh iya, kita juga diingatkan tentang “untuk tidak bersentuhan langsung” dengan hewan yang kita temui sepanjang jalur trekking. Alasannya, untuk menghindari terjadinya penularan penyakit yang mungkin di derita oleh satwa satwa liar ini.

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1w-Hy_F5gATxCHqnheWuXIyMx3BoaypA0

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1-ZLjSljUneOgq-y2ApG3Xie6-7tJjw40

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1PcKie-BI_QJ-18q9tIZM6-CXSDOQgs4l

Puas bermain dan lelah berjalan kesalam hutan, kita bisa turun dan tubbing sampai kembali kekawasan Bukit Lawang. Kalau kita kemaren sih lebih milih untuk jalan kaki menyusuri trek yang sama, karna Bapak Ibu belum cukup berani bawa anak anak tubbing di arus sungai Bahorok. Dan sesampainya di bawah, waktunya menyegarkan diri bercebur dan berendam didalam air sungai Bahorok yang dingin. Nah anak anak, mau liburan kemana lagi kita habis ini?

https://drive.google.com/uc?export=view&id=15a2jhYYhha76Pl8-vCC8p0rYO0g_65uX

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1eNjcDT-sbomWR7Hv82A6hHry6qJwJJfL

No comments:

Post a Comment